RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP PGRI DEPOK II TENGAH
Mata Pelajaran : Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / 1 (Satu)
Standar Kompetensi :1.Memahami peranan guru dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan
Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan perjuangan guru pada masa penjajahan
Indikator : • Menjelaskan perjuangan guru pada masa penjajahan Belanda
• Menjelaskan perjuangan guru pada masa penjajahan Jepang
• Menjelaskan peranan guru dalam berbagai organisasi
perjuangan bangsa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x 40 menit)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan perjuangan guru pada masa penjajahan Belanda
2. Siswa dapat menjelaskan perjuangan guru pada masa penjajahan Jepang
3. Siwa dapat menyebutkan organisasi yang terbentuk pada masa penjajahan Belanda
B. Materi Pembelajaran
Perjuangan Guru Dalam Mencapai Kemerdekaan
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : CTL
Model : Cooperative Learning
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi : Menanyakan tentang peranan guru pada masa penjajahan
• Motivasi : Apakah tugas guru pada masa perjuangan mencapai kemerdekaan ?
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan / menginformasikan kompetensi yang akan dicapaidisertai tanyajawab tentang perjuangan guru pada masa penjajahan
• Guru memberikan tugas secara berkelompok , peserta didik memberi jawaban
• Guru menilai kerja peserta didik.
3. Kegiatan Penutup
• Guru berserta peserta didik melakukan diskusi membahas hasil diskusi kelompok
• Guru memberikan pengembangan konsep
• Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang jawabannya benar.
Sabtu, 17 Juli 2010
Jumat, 16 Juli 2010
KELAS VII : BAB I PERJUANGAN GURU DALAM MENCAPAI KEMERDEKAAN
A. Perjuangan Guru Pada Masa Penjajahan
1. Masa Penjajahan Belanda
Perjuangan guru tidak terpisahkan dari perjuangan rakyat dalam upaya mengusir penjajah dari tanah air. Sejak Indonesia dijajah Belanda tahun 1602, sudah muncul perlawanan rakyat menentang penjajah. Dimanapun Belanda datang didaerah Indonesia, disambut dengan perlawanan rakyat. Tetapi perjuangan mereka tidak berhasil karena perjuangan rakyat indonesia waktu itu tidak dilandasi Nasionalisme. Mereka berjuang bersifat lokal, kedaerahan dan kesukuan. Rakyat berperang hanya semata-mata mengikuti raja-raja, para pangeran atau para ulama sebagai pemimpin mereka. jika pemimpinnya dapat dikuasai Belanda dengan cara adu domba antar pemimpin perjuangan, Belanda dengan mudah mematahkan perlawanan rakyat. Memang Belanda terkenal dengan politik "Defide et Impera" atau pecah belah dan kuasai.
Belanda telah membuat bangsa Indonesia melarat dan bodoh, sehingga Belanda berhasil menjajah Indonesia selama 350 tahun. Hampir 250 tahun Belanda tidak pernah berfikir untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak Bumi Putra. Bahkan pada tahun 1813, kerajaan Belanda melarang mengeluarkan uang sepeserpun untuk pendidikan bangsa Indonesia. Baru pada tahun 1870 Belanda mendirikan sekolah untuk anak-anak Bumi Putra, itu pun karena Belanda membutuhkan pegawai.
1. Masa Penjajahan Belanda
Perjuangan guru tidak terpisahkan dari perjuangan rakyat dalam upaya mengusir penjajah dari tanah air. Sejak Indonesia dijajah Belanda tahun 1602, sudah muncul perlawanan rakyat menentang penjajah. Dimanapun Belanda datang didaerah Indonesia, disambut dengan perlawanan rakyat. Tetapi perjuangan mereka tidak berhasil karena perjuangan rakyat indonesia waktu itu tidak dilandasi Nasionalisme. Mereka berjuang bersifat lokal, kedaerahan dan kesukuan. Rakyat berperang hanya semata-mata mengikuti raja-raja, para pangeran atau para ulama sebagai pemimpin mereka. jika pemimpinnya dapat dikuasai Belanda dengan cara adu domba antar pemimpin perjuangan, Belanda dengan mudah mematahkan perlawanan rakyat. Memang Belanda terkenal dengan politik "Defide et Impera" atau pecah belah dan kuasai.
Belanda telah membuat bangsa Indonesia melarat dan bodoh, sehingga Belanda berhasil menjajah Indonesia selama 350 tahun. Hampir 250 tahun Belanda tidak pernah berfikir untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak Bumi Putra. Bahkan pada tahun 1813, kerajaan Belanda melarang mengeluarkan uang sepeserpun untuk pendidikan bangsa Indonesia. Baru pada tahun 1870 Belanda mendirikan sekolah untuk anak-anak Bumi Putra, itu pun karena Belanda membutuhkan pegawai.
Langganan:
Komentar (Atom)